Senin, 31 Mei 2010

Mengulang Langkah (Undo) dengan History

Tidak perlu takut salah jika bekerja di komputer. Sebab selalu ada tombol undo untuk mengulang kesalahan yang mungkin kita buat. Semua program punya tombol ajaib ini, termasuk di Photoshop. Hanya saja Photoshop punya fasilitas tambahan yaitu mampu mencatat sekitar 20 langkah terakhir dari keseluruhan yang sudah kita lakukan. Catatan ini bisa kita lihat pada window HISTORY yang ada di sebelah kanan layar.


Berbeda dengan tombol UNDO yang berada pada EDIT > UNDO, HISTORY memiliki kelebihan dimana kita bisa memilih dan mengulang langkah yang sudah kita lakukan sebanyak 20 langkah ke belakang. Jadi jika kita membuat kesalahan, kita masih memiliki 20 langkah bonus sebelum kesalahan itu tidak bisa diperbaiki lagi. Selain itu, window HISTORY ini bisa digunakan dengan fungsi History Brush dimana kita bisa memanggil kembali perubahan yang sudah kita simpan untuk diaplikasikan pada langkah terakhir. History Brush akan kita bahas pada ulasan lain, sabar, ya...

Lalu bagaimana cara menggunakan window HISTORY ini? Jika kita ingin kembali ke langkah sebelumnya, tinggal kita klik saja pada langkah yang kita inginkan. Klik lah pada kolom yang berisikan catatan langkah yang sudah kita lakukan, bukan pada kolom kecil kosong yang ada di depannya.

Cukup jelas, kan, ulasannya?

Kalau belum jelas silakan tekan undo atau pakai history untuk mengulang. :D

Minggu, 30 Mei 2010

My first bucks :D

Hari ini bucks pertama masuk ke paypal...hihi lucu juga ngeliatnya :D

Jumat, 28 Mei 2010

Mengubah Ukuran Foto dengan Photoshop

Melakukan resize atau mengubah ukuran foto dengan Photoshop (PS) sangatlah mudah. Ada beberapa hal yang perlu kita pahami pada panel fungsi PS sebelum melakukan resize agar hasilnya tepat seperti yang kita inginkan. Tapi sebelum kita membahas panel tersebut, kita harus melakukan penyesuaian satuan ukuran terlebih dahulu.

Perlu dipahami bahwa satuan ukuran panjang yang paling lazim di Indonesia adalah centimeter (cm). Sedangkan default yang dipakai Photoshop biasanya satuan inchi (in) dimana ini akan sedikit menyulitkan kita dalam melakukan resize. Untuk itu kita harus mengubah default ini terlebih dahulu menjadi cm.

Oke, sekarang bukalah salah satu foto yang akan di-resize. Bisa dengan cara drag n drop ke PS atau dari fungsi FILE > OPEN. Setelah foto kamu buka, pada fungsi utama PS, buka EDIT > PREFERENCES > UNITS&RULERS lalu ganti default RULERS dengan 'cm', lalu tekan 'OKE'. Maka tampilan rulers atau penggaris pada bingkai setiap foto yang kita buka pada PS akan memiliki skala centimeter untuk selama-lamanya sampai akhir zaman.

Langkah selanjutnya EDIT > IMAGE > IMAGE SIZE. Inilah panel utama dari pengaturan ukuran foto. Jika benar maka tampilannya akan tampak seperti di bawah ini.


Dua kolom paling atas dengan ekstensi pixels, menunjukkan ukuran foto yang sedang kita buka dalam satuan pixel. Jika ada permintaan untuk mengubah foto dengan ukuran terpendek 400 pixel misalnya, maka pada kolom inilah kita melakukan perubahan angka.

Di bawah kolom Pixel Dimensions ada tiga kolom dalam Document Size. Dua kolom teratas untuk ukuran panjang dan lebar dalam satuan yang sudah kita ubah defaultnya, yaitu centimeter. Jika belum, ubahlah menjadi cm dahulu. Sedangkan kolom ke tiga adalah angka resolusi foto kita. Satu hal yang penting untuk diingat adalah pada saat kita mengubah angka pada kolom-kolom tadi, pastikan colom Constrain Proportions tercentang. Kenapa? Agar foto tetap proporsional setelah di-resize, tidak gepeng atau lonjong. Jika selesai, tinggal klik Oke, maka berubahlah foto kita sesuai dengan yang kita inginkan.

Tapi tunggu dulu....
Ada cara lain yang lebih fleksibel untuk mengubah ukuran foto sesuai kehendak kita, yaitu cara Cropping. Perhatikan toolbar yang ada di kiri PS. Aktifkan fungsi crop tool dengan cara mengekliknya, seperti pada gambar di wabah ini.

Setelah aktif, perhatikan kolom width dan height pada kolom toolbar di atas. Ubahlah angka pada kolom width untuk panjang dan height untuk tinggi sesuai kebutuhan kita. Cek apakah satuan panjang sudah dalam cm atau belum (default bisa 'in' atau 'px'). Jika belum ubahlah dengan cara mengganti jadi 'cm'. Setelah selesai, drag mouse kita pada bidang foto yang akan kita potong dan akan muncul bidang yang terseleksi. Bidang inilah yang jika kita klik dua kali di dalamnya, akan terpotong dan membuang bidang di luar seleksi.

Perhatikan, jika setelah di-crop foto berubah lebih besar, maka kita perlu mengulangnya dan mengecilkan angka pada kolom Resolution. Jika angka awalnya adalah 130, ubahlah menjadi 100 atau 72. Pembesaran foto secara ekstrim akan mengakibatkan pecah-pecah, bintik warna warni, pegal-pegal dan hidung tersumbat. Loh...!

Beres.

Sudah selesai? Memang cuma segitu aja.
Selamat berkarya...

Kamis, 20 Mei 2010

Membuat Pasfoto Sendiri

Satu hal kecil yang tidak bisa dihindari siapapun di dunia ini adalah membuat pasfoto. Semua orang, suka tidak suka harus membuat pasfoto dalam hidupnya. Bagi yang suka berpose di depan kamera, jelas tidak ada masalah sesering apapun ia harus mengunjungi studio foto. Tapi bagi yang tidak suka mungkin rasanya seperti ada permen karet abadi yang menempel di rambutnya.

Istilah pasfoto sebenarnya berasal dari kata passport photo. Ya, foto dengan ukuran kecil untuk ditempelkan pada paspor. Padahal banyak, ya, formalitas lain yang mengharuskan kita berfoto dengan ukuran kecil seperti ijazah, KTP, SIM, dsb. Tapi kenapa tidak populer dengan nama Ijafoto, Kfoto atau Sfoto? Menjawabnya sangat mudah, 'sebab jelek'sih...

Selanjutnya kita akan membahas tips untuk pembuatan pasfoto sendiri di rumah. Tetapi tips ini khusus untuk mereka yang malas berfoto saja,ya... Sebab bagi mereka yang suka berpose, jika menerapkan tips ini efeknya akan menjadi semakin narsis.

Peralatan:
1. Kamera hape minimal 2 mp (mega pixel)
2. Komputer dan software Photoshop
3. Printer warna
4. Kain warna biru/merah/kuning/hijau polos (min. lebar 90cm, panjang 100cm)

Persiapan:
Setting Kamera
Agar mendapat hasil yang optimal, maka pengaturan kamera pada hape kamu harus dimaksimalkan. Semua option yang mempengaruhi kualitas hasil gambar harus distel pol sampai mentok. Jadi, kalau kamu menemukan settingan seperti kualitas, resolusi, pixel, ukuran, mutu, dan yang sejenisnya, langsung saja pilih angka yang paling besar untuk settingan itu. Jangan lupa, sebelum menggunakan kamera bersihkan dulu lensanya dengan kain lembut. Oh iya, jangan pernah menggunakan fasilitas modus malam untuk membuat pasfoto.

Pasang Latar
Untuk menghasilkan pasfoto yang baik, kita harus memperhatikan penggunaan background atau latar. Pasfoto biasanya mempresentasikan tentang sekilas siapa kita. Dengan penggunaan warna polos pada latar, selain berfungsi untuk menonjolkan obyek utama juga unsur estetikanya akan dinilai oleh orang yang melihat dan akan mempengaruhi penilaian terhadap diri kita. Apa jadinya jika pasfoto yang kita kirimkan untuk melamar pekerjaan latar belakangnya adalah jemuran baju di halaman belakang?... omg.

Jika kita sudah siap dengan kain polos berwarna, maka tinggal kita tempelkan saja secara horizontal pada tembok rumah dengan memaku pinggiran kainnya. Yang perlu diperhatikan saat pemasangan kain adalah usahakan tidak timbul kerutan atau lipatan. Hal ini akan mengurangi estetika foto dan kita harus bekerja ekstra di Photoshop nantinya. Sesuaikan ketinggian kain dengan ketinggian obyek. Lebihkan latar sekitar 25 cm dari ujung atas kepala obyek.

Carilah ruangan dengan penerangan yang bagus, bukan cukup! Sebab kita tidak pernah tahu kualitas dari kamera hape yang kita gunakan. Ingat, tampilan pada layar hape selalu lebih bagus dan jernih daripada kualitas aslinya. Gunakan penerangan tambahan seperti memasang beberapa lampu neon putih -bukan kuning- tambahan. Atau jika ingin lebih baik lagi, pasang latar kita di tembok luar rumah dengan syarat sinar yang datang dari arah juru foto. Hindari sinar matahari yang jatuh langsung pada obyek jika tanpa difuser. Jika perlu, bantu dengan reflektor untuk penerangan tambahan pada obyek. Satu lagi, pastikan tidak ada sinar terang dari belakang obyek.

Komputer, Printer, Bluetooth atau Kabel Data
Pastikan Photoshop sudah terinstall dengan baik dan siap digunakan. Tes juga apakah hasil cetakan printer baik dan tidak ada yang putus-putus. Untuk transfer foto dari hape ke komputer bisa menggunakan kabel data atau bluetooth. Jika hape kamu belum PnP (Plug and Play) alias tinggal colok, maka harus disiapkan juga drivernya untuk di-install ke komputer. Kalau ingin lebih praktis, kamu bisa menggunakan bluetooth yang device nya bisa kamu beli di toko-toko komputer. Lalu tinggal install driver yang ada di dalam CD bundel bluetooth yang kamu beli.

Bersambung....

Layar Hijau (Green Screen)


Layar hijau atau lebih dikenal dengan istilah green screen, sudah sejak lama digunakan Hollywood untuk memanipulasi background atau latar belakang dari obyek utama. Dengan menggunakan layar hijau ini obyek utama (biasanya orang) bisa ditempatkan di lokasi manapun tanpa harus berada di sana saat pengambilan gambar. Teknisnya yaitu dengan menghilangkan latar yang berwarna hijau tersebut dan mengganti dengan gambar lain melalui software di komputer.

Melirik teknologi Hollywood tersebut, dalam gelombang digitalisasi yang semakin mencengangkan, tampaknya fotografi juga mulai mengaplikasikan teknik ajaib ini. Kita bisa menawarkan kepada model kita untuk berfoto di depan menara Eifel, gedung Capitol, atau tugu Monas (banyak loh yang belum pernah ke monas), tanpa kita harus pergi ke tempat-tempat tersebut. Kita hanya akan memrosesnya di komputer dengan software pengolah gambar atau foto.

Penggunaan layar hijau tidaklah sesulit yang kita bayangkan. Sebab sebenarnya kita akan melakukan efisiensi di banyak hal dalam fotografi. Kita tidak perlu membeli berlembar-lembar layar background dengan gambar pemandangan dan berlembar-lembar lainnya untuk lukisan bunga warna-warni. Lalu bagaimana jika anak-anak SMA ingin berpose di depan lukisan futuristik, atau balita tentangga ingin difoto dengan latar belakang Upin Ipin atau Spongebob? Belum lagi aturan pembuatan KTP yang mengharuskan penggunaan warna merah untuk tahun lahir ganjil dan biru untuk tahun lahir genap. Belum berkarya kita sudah bangkrut karena membeli background. Bandingkan jika kita menggunakan layar hijau. Kita bisa skip masalah-masalah sepele itu dan lompat ke soal yang lebih penting. Oke, kan?

Kenapa harus hijau?

Tenang, ini bukan soal partai. Tujuan utama dari penggunaan layar hijau adalah untuk menonjolkan obyek utama sekaligus melakukan blocking terhadap latar belakang sehingga mudah untuk diedit atau dihilangkan untuk kita ganti dengan gambar lain. Sebelum green screen, sebenarnya istilah blue screen lebih dahulu populer dan digunakan Hollywood. Namun saat ini mereka lebih sering menggunakan layar hijau dan mulai meninggalkan layar biru untuk manipulasi background. Entah alasan mereka apa, yang jelas dalam melakukan editing warna hijau dalam fotografi, baik itu dalam pemisahkan latar dari obyek utama maupun saat penetralisiran warna hijau yang tersisa di bagian pinggir obyek, akan lebih mudah jika kita bekerja dengan warna hijau ketimbang warna biru. Warna biru masih bisa kita gunakan jika obyek atau model kita didominasi oleh warna hijau. Misalkan saat pemotretan, model menggunakan baju hijau atau jika ia adalah makhluk dari Mars, maka kita bisa menggunakan latar biru. Kembali ke aturan awal, yaitu menonjolkan obyek dari latar.

Nah, jika filosofinya sudah kita pahami -cieh, filosofi layar hijau-, selanjutnya tinggal kita persiapkan apa saja yang diperlukan untuk jadi praktisi layar hijau ini.

Yang pertama, karena kita akan bermain dengan fotografi maka tentu saja kameralah yang harus kita siapkan. Cukup kamera hape dengan kemampuan 2 mp atau lebih saja. Sebab jika kita mulai dengan DSLR 450D-nya Canon atau D60-nya Nikon, akan berbeda pendalaman bahasan selanjutnya. Maksudku, kalau kita punya gebetan, tentu saja akan berbeda pendekatannya tergantung dia anak pedagang soto atau anak kepala desa (tjap djadoel).

Kedua, siapkan layar hijaunya. Hollywood menggunakan layar hijau berbahan semacam plastik dengan harga fantastik bikin mata mendelik. Kalaupun kita bertanya ke setiap toko yang ada di kota kita, pasti tidak ada yang menjual 'layar hijau'. Tapi jangan down dulu sebab perjuangan masih panjang. Kita bisa menggunakan apapun untuk dijadikan layar hijau, ya... apapun, asalkan berwarna hijau -bolehbaca:uang-. Kita bisa mengecat tembok rumah dengan warna hijau. Atau bisa juga menggunakan kain lebar berwarna hijau. Untuk tembok, pilihlah bagian yang paling rata dan mulus tanpa lubang. Sebab gelombang dan cekungan di tembok bisa menimbulkan bayangan yang akan mempersulit kita saat melakukan pengeditan. Untuk kain, pilihlah kain dengan bahan yang tidak menimbulkan kilatan balik cahaya dari lampu, polos dan tidak mudah kusut. Saat pemasangan kain, sebisa mungkin untuk menghindari lipatan atau kerutan yang bisa menimbulkan bayangan saat terkena sinar. Untuk pemilihan warna hijau, sebaiknya jangan terlalu tua. Sebab biasanya penerangan tanpa lampu studio menghasilkan pencahayaan yang kurang memadai sehingga latar menjadi terlalu gelap dan susah untuk diedit. Untuk itu kita memerlukan hijau yang lebih muda atau terang.

Ketiga, penerangan. Idealnya kita menggunakan lampu studio, baik jenis strobo maupun continues. Jika belum ada, kita bisa memasang lampu neon sebanyak dan seterang mungkin agar ruangan terang benderang dan meminimalisir bayangan. Kita juga bisa memanfaatkan cahaya matahari dengan menempatkan lokasi pemotretan di luar ruangan, misalnya di tembok belakang rumah saat siang hari. Ingat, hindari obyek utama dari sinar matahari yang jatuh langsung jika tanpa difuser atau reflektor.

Keempat, software. Kita bisa menggunakan Photoshop untuk melakukan editing layar hijau ini. Hanya saja, sangatlah susah mencari buku yang membahas cara mengedit foto dengan layar hijau. Nah, pada topik lain kita akan membahas soal ini, sampai kita bisa menjadi seorang pengendali Photoshop -seperti Aang si pengendali udara- yang bahkan bisa melakukan seleksi pada rambut yang terurai, dengan sempurna. Atau jika ingin mencoba software yang khusus menangani seleksi layar hijau, bisa download di www.greenscreenwizard.com.

Oke, selamat berkreatif...