Senin, 21 November 2011
Doa itu Soal 5W1H
Semalam bangsa Indonesia kecewa lagi dengan kekelahan timnas U-23 atas kesebelasan Malaysia. Satu hal yang membuat kita tetap berbesar hati adalah bahwa jalannya pertandingan sebenarnya lebih dikuasai oleh garuda muda. Lihat saja peluang-peluang yang dimiliki timnas kita, jauh lebih banyak ketimbang timnas malaysia. Tapi nasb berkata lain, disaat kita sedang menikmati euforia kebangkitan sepakbola nasional, kembali kita harus tersandung kerikil yang bernama 'nasib baik'. Semalam nasib baik tidak berpihak pada kita.
Kalau bicara nasib baik atau keberuntungan, itu artinya kita telah melewati proses tawakal atau berusaha sekuat kita. Sebab jika tidak melewati proses itu maka sama saja itu sebuah proses pengerdilan buat mental kita.
Kita sedah berusaha dengan sangat keras semalam. Lihat saja cara garuda muda berjibaku dengan lawannya. Tinggal nasib baik dan keberuntunganlah yang kita tunggu. O ya...tentu saja semua orang butuh 'keberuntungan', kita manusia bro and sis, butuh semua kemanusiawian untuk hidup. Dan kita semua pasti setuju bahwa cara paling sehat untuk lebih dekat dengan keberuntungan adalah 'berdoa'. Siapapun kita, apapun keyakinan kita, semua butuh berdoa sebagai tempat bersandar atas semua hal yang akan dihadapi dan sudah diluar kemampuan kita untuk menentukan hasilnya.
Kamu boleh setuju boleh tidak, aku bilang berdoa itu bisa salah dan justru mendatangkan nasib jelek. Dan itu terjadi pada beberapa orang skuad garuda muda saat melakukan tentangan penalti semalam. Gimaana ceritanya, emangg kamu dukun ko bisa tahu kalau sebuah doa atau mantra itu salah? Hehe.. Tenang mas bro and sis, itu bukan wilayah kita untuk membahasnya.
Semua setuju bahwa doa itu tentang 5W1H, bukan? Apa, di mana, kapan, kenapa, dan bagaimana cara kita memanjatkannya. Nah, soal kemustajaban doa juga tidak perlu kita bahas sebab itu di luar wilayah akal sehat atau jangkauan logika manusia. Yang ingin aku bahas adalah soal 'kapan' kita berdoa. Karena ini menyangkut self hipnotise dan pengaruhnya kepada kesiapan mental kita dalam menghadapi hal yang akan kita lakukan.
Sebuah eksekusi tendangan penalti yang disaksikan 100 ribu pasang mata, membuat mental siapaun yang akan melakukannya, bergetar hebat tidak terkecuali Messi... Apalagi pemain sepakbola dari planet bumi yang baru bermain di liga lokal saja. Jelas mentalnya akan down dan itu sangat mempengaruhi hasil eksekusinya. Dan dengan kondisi itu kamu mmelakukan berdoa dengan khusuk? Habislah kamu. Kenapa?
Kembali lagi kepada esensi doa bahwa kita menyerahkan segalanya kepada kekuatan di luar logika kita. Dan yang akan terjadi pada suasana pasrah itu adalah KITA KEHILANGAN SEMUA KEMAMPUAN KITA. Lalu kita harus melakukan sesuatu yang membutuhkan integritas kekuatan, pikiran dan mental kita? Habislah kita. Dan itu terjadi pada 2 orang skuad pahlawan garuda muda kita.
Kalau bro dan sis perhatikan detik-detik menjelang eksekuasi yang dilakukan oleh eksekutor yang gagal tersebut, akan kita lihat jelas betapa mereka khusuk berdoa dan melepaskan segala yang ada padanya. Bersamaan dengan kondisi tersebut, ia harus melakukan sebuah eksekusi penalti dengan segenap kemampuannya yang tengah terbang entah ke mana. Sudah pasti akan gagal.
Lalu apa yang salah dari waktu berdoa mereka itu? Tentu saja seharusnya mereka berdoa lebih awal, jauh dari detik- detik eksekusi. Sehingga saat detik itu tiba dia bisa mengumpulkan lagi dirinya yang tercecer menjadi sebuah kekuatan dengan skill, mental dan fokus yang luar biasa. Dan kamu tahu, jika doanya dikabulkan maka inilah saat yang paling baik bagi datangnya keberuntungan dan nasib baik itu. Hasilnya akan sangat indah, kawan.
Satu lagi hal yang luar biasa, Allah SWT menjanjikan bahwasannya Ia sesungguhnya berada lebih dekat dari urat nadi kita. Artinya, seharusnya kita menggunakan kehadiran-Nya itu untuk memperkuat mental kita saat detik terakhir, bukannya malah menenggelamkan diri kita.
Terakhir, tulisan ini bukan soal keyakinan atau segala sesuatu di dalam wilayah religius. Ini soal analisa yang dihasilkan dari kemampuan berlogika manusia yang banyak sekali kesalahannya serta masih butuh banyak-banyak berdoa.
Salam
Rabu, 09 November 2011
Lubang dan Warna Tinta pada Katrid
KEMARIN ada yang datang siang-siang ke cabang melake bawa printer yang sudah diinfus. Setelah assessment soal penyakit printer yang diderita, diketahui ternyata printer tidak memunculkan warna yang benar. Tidak ada biru dan kuning.
Cuaca kota bima sangat terik siang itu jadi aku cuekin dulu printer itu sampai sore menjelang dan suhu udara turun, sebab itulah waktu terbaik memperbaiki printer. Hubungan antara suhu udara dengan perbaikan printer sendiri adalah, tidak ada.
Pada saat penutup printer dibuka dan aku menarik katrid ke tengah, tampaklah sumber masalah dari warna yang salah itu. Selang warna Yellow dan Cyan ternyata tertukar tempat. Jelas saja hasil warna yang dikeluarkan akan salah karena tidak sesuai perintah dari prosesor printer.
Yang jadi masalahku bukanlah bagaimana repotnya mengubah sistem selang infus ataumenguras dan mencuci katrid yang terkontaminasi warna yang salah. Tapi masalahku adalah aku tak habis pikir bagaimana mungkin seorang yang mengaku teknisi lalai dalam menentukan lobang dan warna tinta pada katrid. Itu fatal untuk seorang pro dan tidak bisa ditolelir untuk kerugian moril bagi konsumen.
:D
Tapi sudahlah, lebih berguna kalau sekarang kita bahas tentang bagaimana cara menentukan lobang dan warna tinta pada katrid kita apapun printernya agar tidak terjadi kesalahan dalam pemasangan infus ataupun isi ulang dengan cara suntik.
Pada katrid warna terdapat 3 lobang udara yang berada di bagian atas katrid, 3 tabung tinta yang berada di dalam, dan 3 head yang berfungsi menyemprotkan tinta di bagian bawah. Antara lobang, tabung dan head, selalu pada posisi yang sama. Artinya jika lobang warna Cyan ada di kanan maka tabung dan headnya pun ada di sebelah kanan sisi katrid. Jadi pada saat kita menentukan lobang warna Cyan misalnya, maka kita akan langsung mengetahui head yang mengeluarkan warna Cyan. Begitupun sebaliknya.
Lalu bagaiman cara menentukan lobang dan warna yang benar?
Ada 3 cara untuk mengetahuinya dengan cepat;
1. Lewat Head
Dengan menggunakan tisyu lembut, tempelkan head pada tisyu dengan perlahan. Maka akan kita ketahui posisi dari ketiga warna yang dikeluarkan oleh head. Jika kita sudah tahu posisi warna pada head berarti kita juga sudah tahu lobang yang benar untuk pengisian tinta sesuai warnanya. Kita tinggal suntik warna yang benar pada lobang yang berada tepat di atas posisi headnya.
Namun cara ini tidak berlaku jika tinta dalam tabng katrid sudah habis. Head ttidak akan keluar tinta samasekali.
2. Tusuk Jarum
Kalau head tidak keluar tinta maka kita bisa menusukkan jarum pentul ke dalam lobang di bagian atas katrid. Tusukkan sampai dalam lalu cabut dan usapkan pada tisyu bersih. Maka sisa tinta yang tersisa masih dapat menempel pada permukaan jarum dan segera kita ketahuii warna yang benar untuk tiap lobangnya.
Cara ini tidak akan berfungsi jika ternyata tintaa dalam tabung telah habis dan kering samasekali.
3. Suntik Air
Jika kedua cara di atas gagal untuk mengetahui posisi lobang dan warnanya, maka inilah cara terakhir di muka bumi. Suntikkan sedikit saja air (lebih bagus yang sudah disuling) ke dalam lobangnya. Setelah itu tunggu beberapa saat sampai air tadi melarutkan tinta sisa yang sudah kering. Kemudian tiup dengan suntikan atau mulut (buat yang tidak punya alat hisap katrid) sampai keluar di bagian head-nya. Usap dengan tisyu dan lanjutkan ke lobang lain.
Jika cara terakhir gagal berarti kita harus beli katrid baru sebab katrid ini dipastikan sudah mati.
Semoga tulisan ini mebantu teman-teman yang aktivitas kesehariannya tidak jauh dari printer.
Langganan:
Postingan (Atom)